Kendatidemikian, situasi berubah pada Januari 1973, ketika Amerika Serikat dan Vietnam Utara akhirnya menandatangani perjanjian perdamaian. Perjanjian itu secara resmi mengakhiri permusuhan terbuka antara kedua negara, dan AS segera menarik pasukannya karena demonstrasi anti-perang semakin intens dilakukan di negaranya sendiri.
Pada16 Desember 1773, terjadilah peristiwa paling iconic atau terkenal dalam sejarah revolusi Amerika yang disebut dengan The Boston Tea Party. Singkatnya, peristiwa ini merupakan peristiwa protes dari warga koloni terhadap kesewenang-wenangan Inggris, termasuk tentang pajak teh.
Padamasa Agresi Militer Belanda I, Indonesia dan Belanda masih terus berseteru, karena Belanda belum menyerah untuk menguasai tanah air. Karena masalah Agresi Militer Belanda antara Indonesia dan Belanda tidak kunjung usai, pemerintah Indonesia mengundang Menteri Luar Negeri Australia, Herbert Vere Evatt, untuk turut membantu menyelesaikannya.
RevolusiAmerika merupakan tuntutan kemerdekaan yang diluncurkan oleh koloni-koloni Inggris di Amerika Utara. Tanggal 4 Juli 1776 dianggap sebagai puncak Revolusi Amerika, yaitu dengan ditandai peristiwa answer choices Peristiwa The Boston Tea Party Berakhirnya Perang Tujuh Tahun Diumumkannya Declaration of Independence
LatarBelakang Pergerakan Nasionalisme di Mesir. Mesir adalah sebuah negara yang terletak di sudut timur laut Benua Afrika yang menjadi incaran bagi negara Barat khususnya Inggris dan Prancis. Dengan memanfaatkan keterpurukan Mesir, bangsa asing ikut terlibat dalam pemerintahan dan memicu perlawanan dari masyarakat dengan melakukan gerakan
FlnCHx. Hallo Quipperian! Membicarakan sejarah, ada banyak sekali hal tak terduga dan bisa membuat kamu bertanya-tanya, “kok bisa ya?” Ternyata, bukan hanya Indonesia saja yang pernah dijajah, lho. Bahkan negara besar seperti Amerika pun pernah dijajah. Peristiwa bersejarah bagi dunia ini dikenal dengan Revolusi Amerika. Kalau menurut arti di KBBI, revolusi adalah perubahan ketatanegaraan secara mendasar yang dilakukan dengan tindak kekerasan. Terjadinya revolusi enggak selalu memberikan dampak buruk, kok. Justru hal ini bisa mengubah sejarah di negara tersebut dan negara lainnya. Terus gimana ya perjalanan dan cerita dari revolusi Amerika ini? Daripada makin penasaran, langsung saja simak pembahasan revolusi kali ini, ya! Latar Belakang Revolusi Amerika Ternyata kedatangan Christoper Columbus ke Kepulauan Bahama memberikan dampak bagi banyaknya masyarakat Eropa untuk berkunjung ke daerah tersebut dan membentuk kelompok-kelompok baru. Tapi, pada perjalanannya, terjadi bentrokan karena perebutan kekuasaan pada koloni-koloni tersebut. Terjadinya revolusi tentu ada hal yang mendasarinya. Terkait dengan Revolusi Amerika, ada beberapa hal nih, yang jadi penyebabnya. Apa saja? 1. Terjadinya Perang Tujuh Tahun Pada masa itu, wilayah koloni terbagi menjadi dua kekuasaan yang dipegang oleh Inggris dan Prancis. Inggris memegang kekuasaan di sepanjang pantai timur Amerika, sementara Prancis memegang kekuasaan dari pantai selatan sepanjang Sungai Mississippi hingga ke Kanada. Namun, Inggris ternyata masih saja membuat pergerakan untuk memperluas tanah jajahan mereka yang kemudian melanggar batas jajahan Prancis. Inilah yang dianggap sebagian besar sejarawan sebagai pemicu dari tegangnya hubungan Prancis dengan Inggris. Panasnya hubungan tersebut memicu terjadinya perang selama 7 tahun yaitu tahun 1756-1763. Pada saat itu, Inggris berhasil memenangkan peperangan yang kemudian dibuatlah perjanjian Perdamaian Paris. Isi perjanjian ini menguatkan dominasi Inggris di kawasan Amerika Utara. 2. Penetapan Berbagai Pajak Dampak dari perang tujuh tahun, ternyata berbuntut panjang, Quipperian. Setelah terjadinya perang, Inggris mengalami kekosongan kas negara. Untuk bisa mengatasinya, akhirnya Inggris memaksa rakyat Amerika untuk menanggung kerugian tersebut dengan menetapkan pajak yang tinggi. Adapun berbagai macam pajak yang ditetapkan, seperti Townshend Act atau undang-undang townshend yang memberlakukan pajak untuk teh, gelas, cat, timah, dan kertas yang di impor ke koloni. Sugar Act Plantation Act/Revenue Act merupakan pajak yang ditetapkan untuk impor gula bagi kaum koloni Amerika. Stamp Act atau undang-undang materai merupakan pajak yang ditetapkan untuk barang-barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah. Currency Act tahun 1764 melarang daerah koloni untuk mencetak uang sendiri. Akibat dari penetapan pajak-pajak tersebut, kaum kolonis meminta agar parlemen Inggris menarik kembali undang-undang tersebut. Namun, tentu saja Inggris tidak menggubris hal itu. Hingga akhirnya rakyat Boston dan New York menolak untuk membeli semua hasil produksi Inggris. Tapi, Inggris justru mengeluarkan undang-undang baru sehingga memecah Perang Kemerdekaan Amerika di tahun 1774. 3. Munculnya Pemahaman Kebebasan di Dalam Politik Adanya koloni Inggris di Amerika, memberikan tekanan kepada rakyat Amerika baik dari segi ekonomi, politik, sosial, maupun agama. Hingga akhirnya, kaum koloni menyatakan kalau mereka itu manusia merdeka yang membangun koloni di dunia baru. Nah, paham kebebasan ini bertentangan sekali dengan pemerintah Inggris, di mana mereka menganggap jika daerah koloni itu adalah jajahannya. Berdasarkan Perjanjian Paris tahun 1763, pemerintah Inggris berhak untuk memperketat kebebasan para koloni. 4. Penolakan Kaum Koloni Terhadap Berbagai Tindakan Monopoli Perdagangan Selain perihal politik, nyatanya kaum koloni juga menganut paham kebebasan dalam perihal perdagangan. Sebaliknya, pemerintahan Inggris justru mewajibkan para kaum koloni untuk menjual hasil buminya hanya kepada Inggris. Selain itu, mereka juga diwajibkan untuk membeli barang-barang industri hanya dari negara induk saja. Untuk itulah, kaum koloni menghendaki adanya kebebasan dagang serta menentang tindakan monopoli Inggris. 5. Terjadi Peristiwa The Boston Tea Party Karena adanya banyak penolakan, Inggris akhirnya mencabut pajak yang dikenakannya pada kaum koloni, kecuali pajak teh. Mereka enggak mau melepaskan pendapatan pajak dari hampir 1,2 juta pon teh yang diminum para kolonis setiap tahunnya. Sebagai bentuk protes, para kaum koloni memboikot teh yang dijual oleh British East India Company dan menyelundupkan teh Belanda, sehingga perusahaan tersebut harus mengalami kebangkrutan. Pemboikotan ini dilakukan di malam hari, yakni beberapa orang Amerika menyamar sebagai Indian suku Mohawk dan menyusup ke kapal Inggris yang sedang berlabuh. Sekitar 342 peti teh dibuang ke laut dan peristiwa ini dikenal dengan istilah Boston Tea Party. Tentu saja hal ini menyebabkan kemarahan dari pihak Inggris hingga mereka melakukan penuntutan dengan diterbitkannya Coercive Act atau lebih dikenal dengan Intolerable Act. Kemerdekaan dan Revolusi Amerika Tentu saja para koloni tidak tinggal diam, ya, Quipperian. Perwakilan delegasi termasuk George Washington dari Virginia, John dan Samuel Adams dari Massachusetts, Patrick Henry dari Virginia, dan John Jay dari New York bertemu di Philadelphia pada bulan September 1774 untuk menyuarakan keluhan mereka terhadap kerajaan Inggris dengan mengeluarkan Deklarasi Hak dan Keluhan. Kongres Kontinental pertama ini enggak sampai menuntut kemerdekaan. Hanya saja mereka mengecam adanya perpajakan tanpa perwakilan serta mempertahankan tentara Inggris di koloni tanpa persetujuan mereka. Pada pembahasan materi revolusi Amerika, dijelaskan kalau bentrokan enggak bisa terhindarkan sehingga terjadi perpecahan perang. Pada malam tanggal 18 April 1775, ratusan tentara Inggris berbaris dari Boston ke dekat Concord untuk menyita persenjataan. Paul Revere dan pengendara lainnya membunyikan alarm, dan milisi kolonial mulai bergerak untuk mencegat Redcoats. Pada tanggal 19 April, milisi lokal bentrok dengan tentara Inggris dalam Pertempuran Lexington dan Concord di Massachusetts. Inilah yang menandai dimulainya Perang Revolusi. Kemudian, diadakan Kongres Kontinental Kedua pada 10 Mei 1775 di Philadelphia, di mana ada delegasi tambahan yaitu Benjamin Franklin dan Thomas Jefferson untuk membentuk Tentara Kontinental dengan dipimpin oleh George Washington. Pada 17 Juni, terjadi Pertempuran Bukit Bunker yang berakhir dengan kemenangan Inggris. Berlangsungnya Perang Revolusi pada tahun 1775, mayoritas penjajah berkembang untuk mendukung kemerdekaan dari Inggris. Lalu, diadakan kongres yang dihadiri oleh wakil koloni dari 13 negara bagian. Mereka adalah perwakilan dari Delaware, Virginia, Pennsylvania, New Jersey, Georgia, Connecticut, Massachusetts, Maryland, North Carolina, South Carolina, New Hampshire, New York, dan Rhode Island. Saat itu sih, mereka belum membicarakan kemerdekaan Amerika, baru menyatakan sikap enggak mengakui lagi wewenang parlemen Inggris. Tapi, hal itu berubah di tahun 1776, ketika orang-orang Amerika membaca buku berjudul Common Sense yang ditulis oleh Thomas Paine. Lalu, diadakanlah kongres ketiga di mana mereka merancang deklarasi yang disebut Declaration of Independence. Deklarasi tersebut disusun oleh Benjamin Franklin, John Adams, dan Thomas Jefferson. Pada tanggal 4 Juli 1776 menjadi hari bersejarah bagi Amerika, yakni momen deklarasi dibacakan di Lapangan State House yang kemudian dijadikan Hari Kemerdekaan Amerika dan George Washington menjadi presiden pertama Amerika Serikat. Berakhirnya Revolusi Amerika Ternyata revolusi Amerika tak berhenti sampai di situ saja nih, Quipperian. Karena adanya deklarasi kemerdekaan Amerika, Inggris tentu saja menolak hal tersebut dan terjadilah perang kemerdekaan Amerika. Karena Amerika mendapat bantuan dari Prancis dan Spanyol, mereka berhasil memenangkan peperangan tersebut. Tanggal 3 September 1783 ditandatanganilah Perjanjian Paris, yang intinya Inggris harus mengakui kemerdekaan Amerika Serikat dengan syarat Kanada tetap di bawah pemerintahan Inggris. Hal inilah yang mengakhiri Revolusi Amerika setelah 8 tahun lamanya. Semenjak saat itu, masyarakat Amerika menginginkan bentuk pemerintahan baru. Mereka enggak mau memiliki kepala negara dari seorang raja, dan ingin pemerintahan diatur oleh rakyat Amerika sendiri. Wah, perjalanan yang panjang bagi rakyat Amerika, ya? Quipperian, itulah tadi penjelasan tentang revolusi Amerika yang ternyata berdampak bagi seluruh dunia. Dengan adanya revolusi ini, bangsa lain pun ikut termotivasi untuk meraih kemerdekaan mereka dan menentang keras adanya penindasan di dunia. Kamu masih mau baca pembahasan materi lainnya? Ikuti terus pembahasan di Quipper Blog, ya, karena tentunya akan ada informasi lain yang jauh lebih seru untuk kamu! Oh iya, kamu juga bisa lho gabung Quipper Video secara gratis, supaya belajar jadi terasa menyenangkan dan enggak membosankan! Buruan subscribe! [spoiler title=SUMBER]
Revolusi Amerika terjadi pada tahun 1775-1783 yaitu perang kemerdekaan Amerika Serikat kepada Kerajaan Britania Raya. Perang Revolusi yang makin hari berubah menjadi perang global tidak hanya Amerika Serikat dengan Britania Raya aja. Tetapi, peperangan udah melibatkan Perancis, Spanyol, dan Belanda di sisi lainnya. Dan, berakhirnya perang itu di menangkan oleh Amerika yang dibantu oleh Perancis. Jadi, Revolusi Amerika yang sudah mengakibatkan perang tersebut terjadi. Undang-Undang Stempel 1765 yang mengakibatkan para kolonis bangkit dan di keluarkanlah Parlemen Britania Raya tidak Konstitusional. Ditegaskan, kalo Parlemen Britania mempunyai hak untuk memberlakukan pajak pada para kolonis. Latar Belakang Revolusi Amerika1. Terjadinya Perang Tujuh Tahun2. Penetapan Berbagai Pajak3. Muncul Pemahaman Kebebasan di Dalam Politik4. Penolakan Kaum Koloni Terhadap Berbagai Tindakan Monopoli5. Terjadi Peristiwa The Boston Tea PartyKemerdekaan Revolusi AmerikaBerakhirnya Revolusi AmerikaDampak Revolusi Amerika bagi Indonesia 1. Terjadinya Perang Tujuh Tahun Saat itu, wilayah koloni terbagi menjadi dua kekuasaan yang dipegang oleh Inggris dan Prancis. Inggris memegang kekuasaan di sepanjang pantai timur Amerika, sedangkan Prancis memegang kekuasaan dari pantai selatan sepanjang Sungai Mississippi sampai ke Kanada. Tapi, Inggris ternyata masih aja membuat pergerakan untuk memperluas tanah jajahan mereka lalu melanggar batas jajahan Prancis. Inilah yang dianggap sebagian besar sejarawan sebagai pemicu dari tegangnya hubungan Prancis dengan Inggris. Panasnya hubungan tersebut memicu terjadinya perang selama 7 tahun yaitu tahun 1756-1763. Pada saat itu, Inggris berhasil memenangkan peperangan yang kemudian dibuat perjanjian Perdamaian Paris. Isi perjanjian tersebut menguatkan dominasi Inggris di kawasan Amerika Utara. 2. Penetapan Berbagai Pajak Dampak dari perang tujuh tahun, ternyata berbuntut panjang. Setelah terjadinya perang, Inggris mengalami kekosongan kas negara. Buat mengatasinya, akhirnya Inggris memaksa rakyat Amerika buat menanggung kerugian itu dengan menetapkan pajak yang tinggi. Dibawah ini, ada berbagai macam pajak yang ditetapkan, seperti Townshend Act UU Townshend yang memberlakukan pajak buat teh, gelas, cat, timah, dan kertas yang di impor ke koloni. Sugar Act Plantation Act / Revenue Act Yaitu pajak yang ditetapkan untuk impor gula buat kaum koloni Amerika. Stamp Act UU Materai Yaitu pajak yang ditetapkan buat barang-barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah. Currency Act tahun 1764 melarang daerah koloni buat mencetak uang sendiri. Akibatnya, kaum kolonis meminta agar parlemen Inggris menarik kembali UU itu. Tapi, tentu aja Inggris tidak menggubris hal itu. Sampai akhirnya, rakyat Boston dan New York menolak untuk membeli semua hasil produksi Inggris. Tapi, Inggris justru mengeluarkan undang-undang baru jadi memecah Perang Kemerdekaan Amerika di tahun 1774. 3. Muncul Pemahaman Kebebasan di Dalam Politik Adanya koloni Inggris di Amerika, memberikan tekanan pada rakyat Amerika baik dari segi ekonomi, politik, sosial, atau agama. Sampai akhirnya, kaum koloni menyatakan kalo mereka itu manusia merdeka yang membangun koloni di dunia baru. Paham kebebasan ini bertentangan sekali dengan pemerintah Inggris, dimana mereka menganggap kalo daerah koloni itu adalah jajahannya. Berdasarkan Perjanjian Paris tahun 1763, pemerintah Inggris berhak untuk memperketat kebebasan para koloni. 4. Penolakan Kaum Koloni Terhadap Berbagai Tindakan Monopoli Selain perihal politik, nyatanya kaum koloni juga menganut paham kebebasan dalam perihal perdagangan. Sebaliknya, pemerintahan Inggris justru mewajibkan para kaum koloni untuk menjual hasil buminya cuma pada Inggris. Selain itu, mereka juga diwajibkan buat membeli barang-barang industri cuma dari negara induk aja. Makanya, kaum koloni menghendaki adanya kebebasan dagang serta menentang tindakan monopoli Inggris. 5. Terjadi Peristiwa The Boston Tea Party Karena adanya banyak penolakan, Inggris akhirnya mencabut pajak yang dikenakannya pada kaum koloni, kecuali pajak teh. Mereka tidak mau melepaskan pendapatan pajak yang hampir 1,2 juta pon teh yang diminum para kolonis setiap tahunnya. Sebagai bentuk protes, para kaum koloni memboikot teh yang dijual oleh British East India Company dan menyelundupkan teh Belanda, jadi perusahaan itu harus mengalami kebangkrutan. Pemboikotan ini dilakukan di malam hari, yaitu beberapa orang Amerika menyamar sebagai Indian suku Mohawk dan menyusup ke kapal Inggris yang sedang berlabuh. Sekitar 342 peti teh dibuang ke laut dan peristiwa ini dikenal dengan istilah Boston Tea Party. Tentu aja, hal ini menyebabkan kemarahan dari pihak Inggris sampai mereka melakukan penuntutan dengan diterbitkannya Coercive Act atau Intolerable Act. Kemerdekaan Revolusi Amerika Perwakilan delegasi termasuk George Washington dari Virginia, John dan Samuel Adams dari Massachusetts, Patrick Henry dari Virginia, dan John Jay dari New York bertemu di Philadelphia pada bulan September 1774. Pertemuan itu, untuk menyuarakan keluhan mereka terhadap kerajaan Inggris dengan mengeluarkan Deklarasi Hak dan Keluhan. Kongres Kontinental pertama tersebut tidak sampai menuntut kemerdekaan. Cuma aja, mereka mengecam adanya perpajakan tanpa perwakilan dan mempertahankan tentara Inggris di koloni tanpa persetujuan mereka. Pada pembahasan materi revolusi Amerika, dijelaskan kalo bentrokan tidak bisa terhindarkan sehingga terjadi perpecahan perang. Pada malam tanggal 18 April 1775, ratusan tentara Inggris berbaris dari Boston ke dekat Concord buat menyita persenjataan. Paul Revere dan pengendara lainnya membunyikan alarm, dan milisi kolonial mulai bergerak untuk mencegat Redcoats. Lalu tanggal 19 April, milisi lokal bentrok dengan tentara Inggris dalam Pertempuran Lexington dan Concord di Massachusetts. Inil yang menandai dimulainya Perang Revolusi. Kemudian, diadakan Kongres Kontinental Kedua pada 10 Mei 1775 di Philadelphia. Dimana, ada delegasi tambahan yaitu Benjamin Franklin dan Thomas Jefferson buat membentuk Tentara Kontinental dengan dipimpin oleh George Washington. Selanjutnya pada 17 Juni, terjadi Pertempuran Bukit Bunker yang berakhir dengan kemenangan Inggris. Berlangsungnya Perang Revolusi pada tahun 1775, mayoritas penjajah berkembang untuk mendukung kemerdekaan dari Inggris. Lalu, diadakan kongres yang dihadiri oleh wakil koloni dari 13 negara bagian, mereka adalah perwakilan dari Delaware. Virginia. Pennsylvania. New Jersey. Georgia. Connecticut. Massachusetts. Maryland. North Carolina. South Carolina. New Hampshire. New York. Rhode Island. Saat itu, mereka belum membicarakan kemerdekaan Amerika, baru menyatakan sikap tidak mengakui lagi wewenang parlemen Inggris. Tapi, hal itu berubah di tahun 1776, saat orang-orang Amerika membaca buku berjudul Common Sense yang ditulis oleh Thomas Paine. Lalu, diadakan kongres ketiga dimana mereka merancang deklarasi yang disebut Declaration of Independence. Deklarasi tersebut disusun oleh Benjamin Franklin, John Adams, dan juga Thomas Jefferson. Tanggal 4 Juli 1776, menjadi hari bersejarah bagi Amerika, yaitu momen deklarasi dibacakan di Lapangan State House dan dijadikan Hari Kemerdekaan Amerika dan George Washington jadi presiden pertama Amerika Serikat. Berakhirnya Revolusi Amerika Ternyata, revolusi Amerika tidak berhenti sampai saat itu saja. Kenapa? Karena, adanya deklarasi kemerdekaan Amerika, Inggris tentu aja menolak hal itu dan terjadi perang kemerdekaan Amerika. Karena Amerika mendapat bantuan dari Prancis dan Spanyol, mereka berhasil memenangkan peperangan tersebut. Pada tanggal 3 September 1783, ditandatanganilah Perjanjian Paris, yang intinya Inggris harus mengakui kemenangan Amerika Serikat. Tapi, dengan syarat Kanada tetap dibawah pemerintahan Inggris. Hal inilah, yang mengakhiri Revolusi Amerika setelah 8 tahun lamanya. Sejak saat itu, masyarakat Amerika menginginkan bentuk pemerintahan baru. Mereka tidak mau memiliki kepala negara dari seorang raja, dan ingin pemerintahan diatur oleh rakyat Amerika sendiri. Dampak Revolusi Amerika bagi Indonesia Ada beberapa dampak revolusi Amerika terhadap Pergerakan Nasional Indonesia, diantaranya seperti Revolusi Amerika udah mendorong bangsa Indonesia, khususnya kaum pergerakan nasional Indonesia untuk melawan penjajah. Adanya pengakuan terhadap HAM udah mendorong kaum pergerakan nasional mempertahankan hak rakyat Indonesia untuk lepas dari keterbelakangan akibat penjajah. Revolusi Amerika melahirkan sikap untuk mempertahankan kebebasan, kemerdekaan, dan pernghormatan terhadap sesama manusia. Gimana ulasan diatas tadi? Sangat mudah dipahami kan? Itulah beberapa pembahasan lengkap mengenai Revolusi Amerika. Semoga pembahasan diatas, bisa membantu dan bermanfaat untuk kalian semua sobat 😀 Originally posted 2021-09-16 113000.
- Perang Saudara Amerika adalah perang antara Amerika Serikat di utara dengan 11 negara bagian di wilayah selatan yang memisahkan diri dan membentuk Negara Konfederasi Amerika. Sebelas negara bagian di wilayah selatan tersebut adalah Carolina Selatan, Mississippi, Florida, Alabama, Georgia, Louisiana, Texas, Virginia, Arkansas, Tennessee, dan Carolina Utara, yang mulai memisahkan diri dari tahun 1860-1861. Pertempuran antara dua kubu tersebut berlangsung selama empat tahun, yaitu antara 12 April 1861 - 9 Mei Saudara Amerika adalah puncak dari gesekan-gesekan yang berkembang di Amerika Serikat karena masalah perbudakan. Konflik ini menjadi perang paling mematikan dalam sejarah Amerika yang menewaskan sekitar tentara, jutaan lainnya luka-luka, dan menghancurkan sebagian besar wilayah selatan. Lantas, apa saja yang menyebabkan terjadinya Perang Saudara Amerika dan bagaimana dampaknya?Baca juga Sejarah Mulainya Perbudakan di Amerika Serikat Penyebab Perang Saudara Amerika Hal-hal yang memicu terjadinya Perang Saudara Amerika sangat kompleks, tetapi penyebab utamanya adalah masalah perbudakan. Perbudakan yang berlangsung di Amerika sejak abad ke-17 menjadi sumber ketegangan politik di negara itu pada 1850-an. Pada 1850-an, ketika Amerika Serikat mengalami pertumbuhan yang luar biasa, terdapat perbedaan pendapat terkait praktik perbudakan di wilayah utara dan selatan. Di utara, di mana perusahaan manufaktur dan industrinya telah mapan, penduduknya menentang perbudakan.
latar belakang terjadinya perang kemerdekaan amerika ditunjukkan pada nomor